Di era modern seperti sekarang banyak ditemui wanita karir
yang kompetensinya tidak kalah dengan para pria. Tetapi bagaimana jika wanita
karir tersebut memliki keturunan dan harus meninggalkan karirnya untuk
sementara atau justru mengesampingkan keturunannya untuk mengejar karirnya. Tentu
ini adalah sebuah pilihan yang harus dipikirkan oleh setiap pasangan yang baru
memiliki keturunan terutama bagi sang ibu. Sering juga di jumpai ada ibu yang
sangat bisa memberikan ASI kepada bayinya tetapi mungkin ada juga seorang ibu
yang terbatas waktunya untuk memberikan ASI kepada bayinya. Dampak yang mungkin
ada pada bayi ketika asupan ASI yang konsumsi kurang optimal salahsatunya dapat
berpengaruh pada IQ si bayi dimasa yang akan datang.
Bagi para orang tua tentu sangat menginginkan si kecil bias tumbuh
menjadi anak yang sehat juga cerdas, untuk itu asupan yang harus diberikan
orang tua kepada anaknya ketika bayi haruslah baik. Kebutuhan asupan yang
dibutuhkan antara lain lemak pembangunan otak, lemak, terutama asam lemak (DHA
dan ARA), adalah salahsatu nutrisi penting untuk pertumbuhan otak dan mata si
kecil. Kekurangan kedua jenis asam lemak esensial itu saat lahir berkorelasi
dengan berat badan yang rendah, lingkar kepala yang kecil, dan ukuran plasenta
yang rendah, akibatnya perkembangan system saraf pusat dan kemampuan kognitif
dimasa selanjutnya akan terpengaruh menurut suatu penelitian yang dipublikasikan
dalam Brithis Medical Journal, Inggris. Tahun 2001
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, berikan ASI seoptimal
mungkin, karena ASI terbukti mengandung asam lemak yang dibutuhkan otak untuk bias
berkembang. Dari studi yang dilakukan di The University of Kentucky Chandler
Medical Center, Amerika Serikat, terbukti IQ bayi yang diberi ASI jauh lebih
tinggi dibanding dengan yang tidak diberi ASI. Kemudian ketika si kecil mulai
dibolehkan makanan padat, kebutuhan asam lemak itu bias dipenuhi dengan
memberikan ikan, telur bebek, susu yang diperkaya DHA dan ARA atau minyak
jagung.