Psikologi humanis adalah pendekatan psikologi yang menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasikan potensi manusia. Tujuan psikologi humanis adalah membantu manusia mengekspresikan dirinya secara kreatif dan merealisasikan potensinya secara utuh. Pencetus psikologi humanistik adalah Abraham Maslow.
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:
- Psikologi humanis menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia
- Psikologi humanis menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia
- Psikologi humanis menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi
Aliran ini muncul akibat reaksi atas
aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Kedua aliran ini dianggap
merendahkan manusia menjadi sekelas mesin atau makhluk yang rendah.
Salah satu tokoh dari aliran ini – Abraham Maslow – mengkritik Freud
dengan mengatakan bahwa Freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu
sakit, bukannya meneliti mengapa setengah jiwa yang lainnya bisa tetap
sehat.
Adalah Viktor Frankl yang mengembangkan
teknik psikoterapi yang disebut sebagai logotherapy (logos = makna).
Pandangan ini berprinsip:
a. Hidup memiliki makna, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan sekalipun.
b. Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna dari kehidupan kita itu sendiri.
c. Kita memiliki kebebasan untuk
memaknai apa yang kita lakukan dan apa yang kita alami bahkan dalam
menghadapi kesengsaraan sekalipun.
Frankl mengembangkan teknik ini
berdasarkan pengalamannya lolos dari kamp konsentrasi Nazi pada masa
Perang Dunia II, di mana dia mengalami dan menyaksikan
penyiksaan-penyiksaan di kamp tersebut. Dia menyaksikan dua hal yang
berbeda, yaitu para tahanan yang putus asa dan para tahanan yang
memiliki kesabaran luar biasa serta daya hidup yang perkasa. Frankl
menyebut hal ini sebagai kebebasan seseorang memberi makna pada
hidupnya.
Logoterapi ini sangat erat kaitannya dengan SQ tadi, yang bisa kita kelompokkan berdasarkan situasi-situasi berikut ini:
a. Ketika seseorang menemukan dirinya
(self-discovery). Sa’di (seorang penyair besar dari Iran) menggerutu
karena kehilangan sepasang sepatunya di sebuah masjid di Damaskus. Namun
di tengah kejengkelannya itu ia melihat bahwa ada seorang penceramah
yang berbicara dengan senyum gembira. Kemudian tampaklah olehnya bahwa
penceramah tersebut tidak memiliki sepasang kaki. Maka tiba-tiba ia
disadarkan, bahwa mengapa ia sedih kehilangan sepatunya sementara ada
orang yang masih bisa tersenyum walau kehilangan kedua kakinya.
b. Makna muncul ketika seseorang
menentukan pilihan. Hidup menjadi tanpa makna ketika seseorang tak dapat
memilih. Sebagai contoh: seseorang yang mendapatkan tawaran kerja
bagus, dengan gaji besar dan kedudukan tinggi, namun ia harus pindah
dari Yogyakarta menuju Singapura. Di satu sisi ia mendapatkan kelimpahan
materi namun di sisi lainnya ia kehilangan waktu untuk berkumpul dengan
anak-anak dan istrinya. Dia menginginkan pekerjaan itu namun sekaligus
punya waktu untuk keluarganya. Hingga akhirnya dia putuskan untuk mundur
dari pekerjaan itu dan memilih memiliki waktu luang bersama
keluarganya. Pada saat itulah ia merasakan kembali makna hidupnya.
c. Ketika seseorang merasa istimewa,
unik dan tak tergantikan. Misalnya: seorang rakyat jelata tiba-tiba
dikunjungi oleh presiden langsung di rumahnya. Ia merasakan suatu makna
yang luar biasa dalam kehidupannya dan tak akan tergantikan oleh apapun.
Demikian juga ketika kita menemukan seseorang yang mampu mendengarkan
kita dengan penuh perhatian, dengan begitu hidup kita menjadi bermakna.
d. Ketika kita dihadapkan pada sikap
bertanggung jawab. Seperti contoh di atas, seorang bendahara yang
diserahi pengelolaan uang tunai dalam jumlah sangat besar dan berhasil
menolak keinginannya sendiri untuk memakai sebagian uang itu untuk
memuaskan keinginannya semata. Pada saat itu si bendahara mengalami
makna yang luar biasa dalam hidupnya.
e. Ketika kita mengalami situasi
transendensi (pengalaman yang membawa kita ke luar dunia fisik, ke luar
suka dan duka kita, ke luar dari diri kita sekarang). Transendensi
adalah pengalaman spiritual yang memberi makna pada kehidupan kita.
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_humanis
www.blogpsikologi.com
sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_humanis
www.blogpsikologi.com