Meskipun pendekatan yang sering digunakan untuk memahami stress berasal dari pandangan interaktif, namun kita juga mengetahui potensi stressor yang ada di lingkungan (Sutherland & Cooper, 1990).
Sumber stres dapat berubah-ubah, sejalan dengan perkembangan manusia, tetapi kondisi stress juga dapat terjadi di setiap saat disepajang kehidupan. Darimana sajakah stress berasal? Apa sajakah sumber-sumber itu? untuk menjawab hal ini banyak literatur yang dapat digunakan, tergantung pada latar belakang teoritis dan bidang penerapannya. Sarafino (1990) membedakan sumber-sumber stress, di dalam individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.
Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang
Terkadang sumber stress itu ada di dalam diri seseorang. Salahsatunya melalui kesakitan. Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu (sarafino, 1990)
Stres juga akan muncul dalam diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama. Menurut Teori Kurt Lewin, Kekuatan motivasional yang melawan menyebabkan dua cenderungan yang melawan : perdekatan dan penghindaran. Cenderungan tersebut menggolongkan tiga jenis pokok dari konflik :
a. konflik perdekatan /perdekatan
b. konflik penghindaran /penghindaran
c. konflik perdekatan /penghindaran
Sumber-sumber stress di dalam keluarga
Stress ini dapat bersumber dari interaksi diantara anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda, dll. misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dengan anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stres terutama pada diri ibu yang selama kehamilan (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga, dapat diterangkan sebagai ke khawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau kehawatiran akan bertambahnya biaya.
Para orang tua yang kehilangan anak-anaknya atau pasangannya karena kematian akan merasa kehilangan arti (Sarafino, 1990). Dilaporkan bahwa ibu akan menjadi kehilangan harapan dimasa-masa yang akan datang dan merasa sangat kehilangan. Para ibu akan merasa kehilangan identitas dan peran sebagai ibu. Demikian pula perasaan kehilangan karena kematian pasangannya. Mereka yang ditinggalkan akan merasa kehilangan harapan dan peran, kehilangan rasa cinta, perasaan istimea dan kehilangan rasa aman. Perasaan kehilangan ini akan semakin terasa terutama pada masa dewasa awal (Safarino, 1990).
Sumber-sumber stress didalam komunitas dan lingkungan
Interaksi subyek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak di sekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. sedangkan beberapa pengalaman stress orang tua bersumber dari pekerjaannya dan lingkungan yang stressfull sifatnya. Khususnya, 'Occupational stress' telah diteliti secara luas.
Daftar Pustaka :Smet Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta. PT. Grasindo Anggota IKAPI