Pengaruh Ketegangan dan Kecemasan terhadap Atlet


Ketegangan dan kecemasan dapat berpengaruh pada kondisi fisik mapun mental atlet yang bersangkutan. berikut ini merupakan perwujudan dari ketegangan atau kecemasan pada komponen fisik dan mental.

Pengaruh pada kondisi kefaalan
  • Denyut jantung meningkat. Artinya, atlet akan merasakan debaran jantung yang lebih keras atau lebih cepat.
  • Telapak tangan berkeringat. Misalnya atlet bulutangkis, tenis, atau tenis meja seringkali mengubah-ubah posisi tangan pada raket atau berusaha mengeringkan telapak tangan dengan cara menyekaya pada baju yang dikenakan.
  • Mulut kering yang mengakibatkan bertambahnya rasa haus.
  • Gangguan-gangguan pada perut atau lambung, baik yang benar-benar menimbulkan luka lambung maupun yang sifatnya seperti mual-mual.
  • Otot-otot pundak dan leher menjadi kaku. Kekakuan pada leher dan pundak ciri banyak ditemui pada penederita -penderita stres.
Pengaruh pada aspek psikis
  • Atlet menjadi gelisah.
  • Gejolak emosi naik turun. Artinya atlet menjadi sangat peka sehingga cepat bereaksi, atau sebliknya, reaksi emosinya menjadi tumpul.
  • Konstentrasi terhambat sehingga kemampuan berpikir menjadi kacau.
  • Kemampuan membaca permainan lawan menjadi tumpul.
  • Keragu-raguan dalam pengambilan keputusan. 
 Jika seorang atlet berada dalam kondisi kefaalan dan psikis seperti disebutkan di atas, tentu penampilannyapun akan ikut terganggu. Gangguan yang dialami oleh atlet adalah :
  • Irama permainan menjadi sulit dikendalikan.
  • pengaturan ketepatan waktu untuk bereaksi menjadi berkurang.
  • Koordinasi otot menjadi tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Misalnya sulit untuk mengatur. kekerasan atau kehalusan dalam menggunakan kontaksi otot-otot.
  • Pemakaian energi menjadi boros. Oleh karena itu, dalam kondisi tegang atlet akan cepat merasa lelah.
  • Kemampuan dan kecermatan dalam membaca permainan lawan menjadi berkurang.
  • Pengambilan keputusan menjadi cenderung tergesa-gesa dan tidak seusai dengan apa yang seharusnya dilakukan.
  • Penampilan saat sedang bermain menjadi dikuasai oleh emosi sesaat. Gerakan pun akan dilakukan tanpa kendali pikiran.
Daftar Pustaka
Gunarsa Singgih. 2004. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta : Gunung Mulia.