HRD GATHERING SEMINAR

INVITATION
HRD GATHERING SEMINAR

Bina Grahita Mandiri akan mengadakan acara pertemuan HRD dari berbagai perusahaan dengan memberikan workshop yang bertemakan "Applied Psychology in HRM" yang sangat diperlukan oleh seorang HRD. Acara ini dirancang agar peserta dapat memahami kegunaan dan proses penerapan ilmu psikologi dalam sebuah lingkungan kerja sehingga dapat memberikan solusi dalam permasalahan SDM yang terjadi di suatu perusahaan. Kami merancang acara yang sangat menyenangkan yakni seminar diikuti berbagai games dan outbound yang memanfaatkan kondisi alam. Acara ini akan diselenggarakan pada :

Hari / Tanggal    : Sabtu-Minggu/ 6 - 7 September 2014 (2 Hari 1 Malam)
Tempat               : Desa Claket , Pacet, Mojokerto
Materi                : "Applied Psychology in HRM"
                                                                       
                                                                        Pembicara                

Poedjiati Tan, S.Psi., M.Si.

Day 1
Susunan Kegiatan
Day 2
Jam
Kegiatan
Jam
                                         Kegiatan
14.00 – 16.00
Registrasi Peserta
06.00 – 07.00
Makan Pagi
15.45 – 16.00
Pembagian Snack
07.00 – 08.00
Strategical Games dan Olah Raga
16.00 – 17.30
Opening Ceremony dan Games
08.00 – 09.00
Teambuilding Challenge(Outbound Games)
17.30 – 19.00
Ishoma (Istirahat, Sholat dan Makan)
09.00 – 10.45
Seminar 1
19.00 – 22.00
Outdoor Activity (Games, Malam Keakraban, Performace Peserta, Jagung Bakar)
10.45 – 11.00
Cofee Break
11.00 – 13.00
Seminar 2 + Closing Ceremony
13.00 – 14.00
Ishoma (Istirahat, Sholat dan Makan)
14.00 – 14.30
Check Out
14.30 – 16.00
Home Industri

Fasilitas :
  • Penginapan Villa selama 1 malam
  • Notes
  • Baju Peserta 
  • Found Outbound Games 
  • Fasilitator Kegiaatan
  • Sertifikat 
  • Makan 3x + 3x Snack
  • Kunjungan Ke Home Industry 
  • Hadiah
Catatan

  • Peserta sebaiknya dari divisi HRD / yang memiliki minat dalam manajemen Sumber Daya Manusia 
  • Peserta akan terselenggara apabila minimal jumlah peserta adalah 40 orang
  • Perusahaan yang mengirimkan perwakilannya, maka logo perusahaan tersebut akan langsung tercantum pada baju peserta
  • Transportasi menuju tempat acara ditanggung oleh peserta 

Kontribusi
  • Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah) untuk 1 orang peserta
  • Rp. 750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) untuk 2 orang peserta

Pembayaran Via Transfer ke Nomor Rekening

BCA Krembangan Ac. 7220023154 An. Agustinus Nur Pratidina S
Konfirmasi pendaftaran atau transfer melalui sms pada Desie (087-759-425-289) atau e-mail : desiewulanku@gmail.com / info@binagrahita.com paling lambat hari Senin, 1 September 2014 pukul 16.00 

Informasi Lebih Lanjut, hubungi

Desie (Head Of Training Centre)              Candra (Event Coordinator)
 087-759-425-289                                        0881-329-1691

Tes EPPS


Tes EPPS tergolong sebagai tes kepribadian. Tujuan pengukuran dari tes EPPS adalah untuk melihat kebutuhan-kebutuhan seseorang yaitu kebutuhan khusus yang dimiliki seseorang. Menurut Edwards, kebutuhan-kebutuhan seseorang dapat diklasifikasikan kedalam 15 golongan yang dibuatnya berdasarkan suatu daftar kebutuhan pokok manusia.

Interpretasi dilakukan jika jumlah nilai konsistennya adalah sama dengan 10, jikan jumlahnya kurang dari 10 maka tidak perlu diinterpretasi. Hal ini terjadi karena subjek tidak konsisten dalam memilih jawaban, mungkin dikarenakan subjek plin plan atau ada faktor kelelahan selama mengerjakan tes ini sehingga membuat tesnya menjadi tidak valid. Pada tes EPPS terlihat kebutuhan-kebutuhan seseorang yang dapat diklasifikasikan kedalam 15 golongan yang di buatnya berdasarkan suatu daftar kebutuhan pokok manusia, yang disusun oleh HENRY A. MURRAY dan kawan-kawan (1983).

Achievement

Deference

Order                  
Exhibition

Autonomy

Affilitation

Interaception

Succorance

Dominance

Abasement

Nurturance


Change

Endurance

Heterosexuality

Aggresion
Untuk berbuat sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugas  yang sukar dan menarik.
Untuk menyuruh orang lain memutuskan sesuatu pendapat bagi dirinya, untuk menyesuaikan apa yang diharapkan oleh orang lain terhadap dirinya.
Untuk berbuat secara teratur dan rapih dengan perencanaan sebelumnya.
Untuk menjadi pusat perhatian, untuk menonjolkan suatu prestasi atau untuk menanyakan keberhasilan.
Untuk berdiri sendiri dalam membuat keputusan untuk menghindari urusan dan campur tangan orang lain.
Untuk baik hati, untuk ikut ambil bagian dengan teman-teman sekelompok, untuk kerja bersama atau berbuat sesuatu dengan orang lain.
Untuk menganalisa motif-motif dan perasaan-perasaan seseorang, untuk memahami dan mengerti perasaan-perasaan orang lain.
Untuk menerima bantuan atau affeksi dari orang lain, untuk supaya orang lain bersimpati dan mengerti tentang dirinya.
Untuk mengatasi dan mempengaruhi orang lain, untuk memerintah orang lain, untuk ingin diperlakukan sebagai pemimpin.
Untuk merasa bersalah bila orang lain berbuat kesalahan, untuk menerima fitnahan, merasa takut dan rendah diri.
Untuk menolong teman dan orang lain, untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan, untuk mengampuni dan berlaku dermawan terhadap orang lain.
Untuk berbuat sesuatu yang baru dan berbeda, untuk ingin mengikuti perubahan-perubahan keadaan dan kebudayaan.
Untuk bertekun dalam tugas-tugas yang dihadapinya, untuk tidak ingin diganggu selama dalam bertugas.
Untuk bergaul bebas dengan lawan jenisnya, untuk ikut aktiv dalam pertemuan dimana orang dari jenis lain hadir.
Untuk menyerang pendapat orang lain yang berbeda, untuk suka mempermainkan orang lain.

Manual EPPS, Urusan Reproduksi dan Distribusi Alat Tes Psikologi (URDAT), Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta 1985.

Menanamkan Kemandirian Pada Anak


Setiap orang tua pasti senang melihat anak nya tumbuh menjadi anak yang mandiri, dan tampaknya memang itulah salah satu tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Kemandirian seorang anak harus dibiasakan sejak kecil dan orang tua memiliki peranan penting dalam menumbuhkan sikap mandiri dalam anak. Ketika orang tua terlalu memanjakan anaknya sewaktu kecil maka itu akan menumbuhkan sifat manja bahkan sampai si anak dewasa, untuk itu bagi orang tua harus membiasakan si anak untuk melakukan sesuatu yang bisa ia kerjakan sendiri dikerjakan oleh nya.

Missal memakai pakaian sendiri setelah mandi, mengikat tali sepatu sendiri namun tetap dalam pengawasan orang tua sampai si anak benar-benar bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan benar.

Kedengarannya mudah namun dalam prakteknya pembiasaan ini banyak hambatannya. Tidak jarang orang tua merasa tidak tega justru tidak sabar melihat si kecil yang berusaha menalikan sepatunya selama beberapa menit, namun belum juga berhasil. Atau langsung memeberi nasihat, lengkap dengan cara pemecahannya. Namun cara ini tentunya tidak akan membantu anak untuk menjadi mandiri. Ia akan terbiasa tergantung pada orang lain, untuk hal kecil sekalipun Lalu upaya apa yang dapat dilakukan orang tua untuk membiasakan anak agar tidak cenderung menggantungkan diri pada seseorang, serta mengambil keputusan ?
Berikut beberapa hal yang dapat anda terapkan untuk melatih anak menjadi mandiri.

2.    Beri Kesempatan Memilih
Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi dirinya. Misalkan sebelum menentukan menu makanan , ibu member beberapa alternative masakannya yang dapat dipilih anak untuk makan siangnya. Demikian pula dalam memilih pakaian dan memilih hal-hal lainnya. Kebiasaan untuk membuat keputusan-keputusan sendiri dalam lingkup kecil sejak dini akan memudahkan untuk kelak menentukan sendiri hal – hal dalam kehidupannya

2.    Hargailah Usahanya
Hargailah sekecil apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya. Terutama bila saat ibu sedang sibuk di dapur, misalnya.
Untuk itu sebaiknya orang tua member kesempatan padanya untuk mencoba dan tidak langsung turun tangan untuk membantu membukanya.
Jelaskan juga padanya bahwa untuk membuka kaleng akan lebih mudah kalau menggunakan ujung sendok, misalnya. Kesempatan yang anda berikan ini akan dirasakan anak sebagai penghargaan atas usahanya, sehingga akan mendorongnya untuk melakukan sendiri hal-hal kecil sepert i itu.

3. Hindari banyak bertanya
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua , yang sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet . Misalnya, anak yang baru kembali dari sekolah, akan kesal bila diserang dengan pertanyaan - pertanyaan seperti, "Belajar apa saja di sekolah?" , dan "Kenapa seragamnya kotor? Pasti kamu berkelaihi lagi di sekolah! " dan seterusnya. Sebaliknya, anak akan senang dan merasa diterima apabila disambut dengan kalimat pendek : "Halo anak ibu sudah pulang sekolah! " Sehingga kalaupun ada hal-hal yang ingin ia ceritakan, dengan sendirinya anak akan menceritakan pada orang tua, tanpa harus di dorong-dorong.

4. Jangan langsung menjawab pertanyaan
Meskipun salah tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan yang benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya untuk menjawab pertanyaan tersebut . Dan tugas Andalah untuk mengkoreksinya apabila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar . Kesempatan ini akan melatihnya untuk mencari alternatif-alternatif dari suatu pemecahan masalah. Misalnya, "Bu, kenapasih, kita harus mandi dua kali sehari? " Biarkan anak memberi beberapa jawaban sesuai dengan apa yang ia ketahui. Dengan demikian pun anak terlatih untuk tidak begitu saja menerima jawaban orang tua, yang akan diterima mereka sebagai satu jawaban yang baku.

5. Dorong untuk melihat alternatif
Sebaiknya anak pun tahu bahwa untuk nmengatasi suatu masalah , orang tua bukanlah satu- satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber –sumber lain di luar rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu, cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk dimintakan tolong, untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Dengan demikian anak tidak akan hanya tergantung pada orang tua, yang bukan tidak mungkin kelak justru akan menyulitkan dirinya sendiri . Misalnya, ketika si anak datang pada orang tua dan mengeluh bahwa sepedanya mengeluarkan bunyi bila dikendarai. Anda dapat memberi jawaban : "Coba,ya, nanti kita periksa ke bengkel sepeda."

6. Jangan patahkan semangatnya
Tak jarang orang tua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan mengatakan "mustahil" terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Sebenarnya apabila anak sudah mau memperlihat kan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus melakukanya. Jangan sekali-kali anda membuatnya kehilangan motivasi atau harapannya mengenai sesuatu yang ingin dicapainya. Jika anak minta ijin Anda, "Bu, Andi mau pulang sekolah ikut mobil antar jemput , bolehkan? " Tindakan untuk menjawab : "Wah, kalau Andi mau naik mobil antar jemput , kan Andi harus bangun pagi dan sampai di rumah lebih siang. Lebih baik tidak usah deh, ya" sepert i itu tentunya akan membuat anak kehilangan motivasi untuk mandiri. Sebaliknya ibu berkata "Andi mau naik mobil antar jemput ? Wah, kedengarannya menyenangkan, ya. Coba Andi ceritakan pada ibu kenapa andi mau naik mobil antar jemput ." Dengan cara ini, paling tidak anak mengetahui bahwa orang tua sebenarnya mendukung untuk bersikap mandiri. Meskipun akhirnya, dengan alasan-alasan yang Anda ajukan, keinginannya tersebut belum dapat di penuhi.

Ternyata ASI Berpengaruh Terhadap IQ Si Kecil

Di era modern seperti sekarang banyak ditemui wanita karir yang kompetensinya tidak kalah dengan para pria. Tetapi bagaimana jika wanita karir tersebut memliki keturunan dan harus meninggalkan karirnya untuk sementara atau justru mengesampingkan keturunannya untuk mengejar karirnya. Tentu ini adalah sebuah pilihan yang harus dipikirkan oleh setiap pasangan yang baru memiliki keturunan terutama bagi sang ibu. Sering juga di jumpai ada ibu yang sangat bisa memberikan ASI kepada bayinya tetapi mungkin ada juga seorang ibu yang terbatas waktunya untuk memberikan ASI kepada bayinya. Dampak yang mungkin ada pada bayi ketika asupan ASI yang konsumsi kurang optimal salahsatunya dapat berpengaruh pada IQ si bayi dimasa yang akan datang.

Bagi para orang tua tentu sangat menginginkan si kecil bias tumbuh menjadi anak yang sehat juga cerdas, untuk itu asupan yang harus diberikan orang tua kepada anaknya ketika bayi haruslah baik. Kebutuhan asupan yang dibutuhkan antara lain lemak pembangunan otak, lemak, terutama asam lemak (DHA dan ARA), adalah salahsatu nutrisi penting untuk pertumbuhan otak dan mata si kecil. Kekurangan kedua jenis asam lemak esensial itu saat lahir berkorelasi dengan berat badan yang rendah, lingkar kepala yang kecil, dan ukuran plasenta yang rendah, akibatnya perkembangan system saraf pusat dan kemampuan kognitif dimasa selanjutnya akan terpengaruh menurut suatu penelitian yang dipublikasikan dalam Brithis Medical Journal, Inggris. Tahun 2001


Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, berikan ASI seoptimal mungkin, karena ASI terbukti mengandung asam lemak yang dibutuhkan otak untuk bias berkembang. Dari studi yang dilakukan di The University of Kentucky Chandler Medical Center, Amerika Serikat, terbukti IQ bayi yang diberi ASI jauh lebih tinggi dibanding dengan yang tidak diberi ASI. Kemudian ketika si kecil mulai dibolehkan makanan padat, kebutuhan asam lemak itu bias dipenuhi dengan memberikan ikan, telur bebek, susu yang diperkaya DHA dan ARA atau minyak jagung.

Peluang Bisnis Menguntungkan Disaat Kerja Dan Kuliah


Bisnis adalah suatu kegiatan yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapat keuntungan. Untuk melakukan kegiatan bisnis  secara teori diperlukan beberapa faktor atau lebih dikenal  dengan sebutan 4P.
Apakah 4P tersebut ?
P : Product
P : Pricing
P : Placement
P : Promotion

Sadar atau tidak sadar para pelaku bisnis telah melakukan kegiatan 4P untuk menjalankan bisnisnya. Kenapa disaat kerja atau ketika masih kuliah peluang berbisnis lebih mudah adalah karena secara  tidak sengaja 1 faktor penting dari 4P diatas sudah terpenuhi yaitu Placement.  
Bayangkan saja ketika anda memiliki sebuah produk untuk dijual  misal kue. Untuk menjualnya tentu anda harus memasarkan terlebih dahulu, dan anda tentu akan melakukan 4P. Ketika anda melakukan 4P tentu akan ada biaya yang keluar. Dan tentu itu akan menaikan harga dari kue yang anda dan jual atau bisa mengurangi  laba yang didapat sehingga harga tetap sama.
Sekarang coba bayangkan ketika anda masih bekerja atau masih kuliah anda bisa melakukan kegiatan 4P di tempat kerja dan di tempat kuliah. Anda bisa memasarkan kue anda ke teman kantor yang jumlahnya puluhan, ratusan atau bisa juga ribuan dan memasarkan di tempat kuliah kepada teman kuliah yang jumlahnya bisa ratusan dan bahkan ribuan. Tidak hanya sampai disitu dari segi biaya anda dapat menghemat biaya sewa tempat untuk berjualan, biaya promosi, dan bahkan biaya transportasi  bisa anda minimalisir, karena pada awalnya pembiayaan berangkat ke kantor adalah sudah tercover oleh anggaran transportasi kerja sedangkan transportasi untuk memasarkan di tempat kuliah sudah tercover oleh anggaran biaya kuliah. Selain peluang terjualnya produk lebih besar juga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit, bukankah hal seperti ini yang selalu diinginkan oleh para pebisnis dimana keuntungan yang didapat besar dan biaya yang dikeluarkan se efisien mungkin.
Untuk itu bagi teman-teman semua yang masih kuliah ataupun sudah bekerja dan memiliki jiwa bisnis bisa memanfaatkan status sosial anda untuk berbisnis. Dan status sosial anda bisa jadi berdampak signifikan terhadap kelancaran bisnis yang sedang anda geluti.