Efikasi diri dan Adversity Quotient

Sehubungan dengan karakter seseorang, atau sifat, ada satu hal lagi yang sangat penting yang menunjang determinasi seseorang yaitu yang namanya efikasi diri atau self efficacy. Apa itu efikasi diri? Efikasi diri adalah sebuah keyakinan dari dalam diri orang tersebut, ada keyakinan bahwa dia mampu untuk melakukannya. Jadi ini berbeda dengan kepercayaan diri. Jadi, sebuah keyakinan bahwa orang itu atau misalnya kalau saya, bahwa saya yakin bahwa saya mampu melakukannya. Misalnya, saya harus pergi ke luar negeri. Saya kalau tidak yakin, maka saya akan menjadi ragu-ragu. Ini terlepas dari kepercayaan diri. Tapi kalau saya yakin, maka saya akan berusaha untuk bisa. Jadi self efikasi ini merupakan sebuah keyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Jadi ini berkaitan dengan kompetensi sebetulnya. Ketika saya yakin, misalnya mampu membuka usaha sendiri, mampu membuat bisnis, maka saya akan bisa melakukannya dan kalau pun ada hambatan, saya akan tetap berjuang, saya akan tetap berusaha, saya tidak akan mudah menyerah. Kenapa? Karena saya mampu. Saya yakin bahwa saya mampu melakukannya. Nah, inilah suatu hal yang penting mengenai efikasi diri.
Selain itu, ada juga teori dalam psikologi yang namanya Adversity Quotient. Adversity Quotient ini adalah semacam kemampuan seseorang ketika mengahadapi masalah. Quotient di sini artinya sebetulnya mirip IQ, Intelligence Quotient, jadi tingkat keyakinan dia untuk mengatasi masalah, jadi daya tahannya. Ada orang yang ketika mengahadapi masalah seperti ilustrasi yang tadi, ada tembok dia mundur. Dalam teori Adversity Quotient ini ada beberapa tipe orang. Ada yang disebut dengan campers misalnya. Jadi ketika dia sampai pada suatu. Jadi ilustrasinya adalah dia menaiki sebuah bukit atau gunung. Ketika orang ini dia berjalan tentunya jalannya penuh terjal. Penuh kesulitan karena tidak ada yang mudah dan hidup selalu dalam keadaan tidak pasti. Dia melihat, kemudian menyerah. Dia berhenti di sini. Ini campers. Dia berkemah. Tapi ada juga yang kemudian dia turun lagi itu ada juga seperti ilustrasi tadi, ada yang berhenti, ada yang kembali. Tapi ada orang yang dia berusaha bisa tetap mempunyai daya juang, daya tahan, sehingga dia akhirnya sampai pada puncaknya.
Determinasi adalah kemampuan, adalah sifat, adalah dorongan di mana dia bisa yakin dan harus sampai ke puncak tujuan yang ingin di capai. Dia tidak akan berhenti di tengah-tengah. Kita sering kali misalnya begini. Kita punya ide mau buka usaha. Tapi orang tua mungkin bilang, “Ah, jangan. Kalau kamu buka usaha gina nanti kalau rugi? Gimana kalau misalnya ada orang beli barangmu itu tidak bayar? Bagaimana kalau misalnya krisis ekonomi terus berlanjut sehingga akhirnya modal yang kamu punya itu akhirnya habis?”

Orang yang memiliki determinasi yang tinggi, dia tidak akan peduli. Artinya apa? Kalu dia memiliki otonomi, dia yakin bahwa dirinya lah yang menentukan di mana ini sama juga dengan teori dalam efektuasi yang nanti akan kita jelaskan lebih lanjut dalam sesi-sesi yang lain, yaitu yang disebut dengan prinsip Pilot In The Plane. Kalau kita adalah pilot di pesawat kita, kita lah yang menentukan kita mau mendarat di mana, kita mau pergi ke mana. Jadi, determinasi adalah sebuah keyakinan, sebuah mindset, sebuah sikap, di mana kita harus sampai pada tujuan. Ada halangan, kita akan gunakan otak kita, untuk berpikir, untuk kreatif, untik inovatif, supaya bisa mengatasi hambatan tersebut. Jadi, kalau pun ada hambatan, kita tidak akan menyerah. Kalau pun ada masalah, kita akan berusaha untuk mengatasinya. Inilah kunci seseorang entrepreneur itu untuk bisa berhasil. Kalau pun gagal dia akan bangkit. Kalau pun gagal sepuluh kali, dia akan bangkit sebelas kali. Itulah determinasi.
Itu adalah prinsip yang sangat penting yang harus dipegang. Jangan sampai ada masalah, ada halangan, ada hambatan, atau mungkin misalnya hambatan itu bisa saja hambatan dari keluarga, dari budaya, bahwa, “O, kamu itu lebih baik jadi pegawai, lebih enak, tiap bulan dapat gaji, hidup pasti aman, nyaman”. Tapi kita tahu bahwa entrepreneurship itu yang mengubah dunia, entrepreneurship itu yang bisa mengubah bangsa, entreprenurship itu yang dapat mengubah diri kita. Itulah, kalau kita punya keyakinan, kita yakin bahwa kita bisa, kita punya otonomi atas diri kita, kita punya kompetensi yang selalu kita perbaiki, yang selalu kita tingkatkan, dan kita jangan lupa, membina hubungan dengan orang lain, relasi, network, dan membangun kerja sama semua itu butuh trust, kepercayaan, kejujuran, etika, semua itu akan sampai. Dengan keyakinan, dengan kemampuan, dengan sebuah tekad, saya pasti bisa, Anda pasti bisa.