Reaktif atau Proaktif



Tadi pagi, waktu berangkat ke kampus, saat belok di persimpangan jalan, ada truk ngebut dan memotong jalur perjalanan saya seenaknya. Tentu saja reaksi normal adalah jengkel dan marah. Entah kebetulan atau bukan, kemarin saya membaca lagi sekilas buku "The 7 Habits of Highly Effective People", di mana kebiasaan pertama yang penting adalah jadilah proaktif. Reaksi orang atas sebuah peristiwa bisa dua pilihan, pertama reaktif, dan yang kedua proaktif. Dulu saya sempat mengalami kejadian serupa dan saya reaktif. Saya marah dalam hati, dan sepanjang jalan pikiran saya tak bisa lepas dari kemarahan saya pada pengemudi yang seenaknya. Tapi hari ini saya memilih untuk proaktif. Seperti saran di buku itu, saya lalu berkata dalam hati, saya maafkan kamu. Dan yang terjadi justru berbeda. Perasaan saya jadi tenang dan saya jadi bisa konsentrasi pada perjalanan saya berikutnya. Hati saya damai. Tak ada rasa dongkol dalam hati. Membuat hati tenteram itu memang sebuah pilihan...