Meningkatkan Kemampuan Anak Melalui Modalitas Belajar


Mini seminar yang diadakan oleh Bina Grahita Mandiri dengan tema "meningkatkan kemampuan anak melalui modalitas belajar" telah sukses dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2015. Berikut ulasan tentang materi yang disampaikan juga proses jalan seminar termasuk didalamnya keseruan saat berlangsungnya  t games yang berkaitan dengan modalitas belajar.


Ulasan Materi 
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Dari pengertian ini bisa disimpulkan bahwa belajar itu tidak hanya dibangku sekolah atau hanya jika berhubungan dengan akademik, tetapi belajar bisa mengenai apa saja dan dimana saja.

Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda, Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”. Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.

1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

Ciri-ciri gaya belajar visual :
  • Bicara agak cepat. 
  • Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi. 
  • Tidak mudah terganggu oleh keributan. 
  • Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar. 
  • Lebih suka membaca dari pada dibacakan. 
  • Pembaca cepat dan tekun. 
  • Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata. 
  • Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato. 
  • Lebih suka musik dari pada seni. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
  • Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta. 
  •  Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
  • Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
  • Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
  • Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang- sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :
  • Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
  • Penampilan rapi
  • Mudah terganggu oleh keributan
  • Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
  • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  • Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • Biasanya ia pembicara yang fasih
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  • Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  • Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
  • Berbicara dalam irama yang terpola
  • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

  • Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga. 
  • Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras. 3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
  • Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
  • Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
  • Berbicara perlahan 
  • Penampilan rapi 
  • Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  • Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  • Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  • Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
  • Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  • Menyukai permainan yang menyibukkan
  • Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu 
  • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
  • Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
  • Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
  • Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
  • Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
  • Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik. 
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

Kesimpulan
Gaya belajar seseorang berbeda-beda sehingga perlu digunakan teknik yang bervariasi untuk mengoptimalkan proses belajar. Seseorang yang dapat mengenali gaya belajarnya dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi dengan lebih mudah.

Games yang berkaitan dengan Modalitas Belajar

 Game kata berantai
Game ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar dari peserta, aturan mainnya adalah peserta 1 akan diberi satu kalimat untuk dihafal dalam waktu yang terbatas, kemudian peserta 1 menyampaikan kalimat tersebut secara lisan kepada peserta 2 seterusnya peserta 2 menyampaikan secara lisan kepada peserta 3. Kalimat yang diberikan adalah berupa puisi.

Seperti disebut di atas tujuan game diatas untuk mengetahui gaya belajar. berikut cara mengetahui gaya belajar peserta dengan game ini.
  1. Jika peserta cenderung  gaya belajarnya visual maka peserta akan menyampaikan satu kalimat puisi ini tanpa ada intonasi nada sehingga akan sulit untuk memahami makna dari kalimat puisi tersebut.
  2. Jika peserta cenderung gaya belajarnya auditory maka peserta akan menyampaikan kalimat puisi tersebut dengan intonasi nada sehingga mudah difahami makna dari kalimat puisi tersebut.
  3. Jika peserta cenderung gaya belajarnya kinestetik maka peserta akan menyampaikan kalimat puisi tersebut disertai gerakan.
 game kinestetik
Seperti game pertama game ini juga bertujuan untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar peserta. aturan mainnya adalah peserta harus merangkai 4 buah pensil dengan menggunakan tali menjadi sebuah bentuk plus atau tambah. Siapa yang paling cepat selesai merangkai pensil tersebut menjadi bentuk tambah maka dia pemenangnya.

Hasil dari game ini peserta 1 berhasil merangkai pensil menjadi bentuk tambah dengan waktu yang lebih cepat sementara peserta 2 gagal menyelesaikan game ini karena bentuk yang dirangkai tidak sesuai.

kesimpulan dari game ini adalah, peserta satu memiliki gaya belajar kinestetik karena cekatan dalam memainkan game yang menggunakan gerakan. sementara peserta dua cenderung gaya belajarnya visual karena gagal menyelesaikan game dan juga salah mengartikan instruksi lisan dari game ini, hal ini berkaitan dengan ciri-ciri gaya belajar visual adalah lebih mudah memahami sesuatu hal melalui membaca tulisan daripada mendengarkan instruksi secara lisan.