psikologi pada masa bayi


Istilah bayi ditafsirkan sebagai individu yang tidak berdaya, maka semakin umum orang menamakan masa bayi selama 2 tahun itu sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri. Pada masa bayi baru lahir, mereka harus melakukan empat macam penyesuaian diri agar tetap hidup, yaitu: penyesuaian diri terhadap suhu udara, menghisap dan menelan makanan/ air susu, bernafas, dan membuang kotoran.

Ada beberapa tugas perkembangan masa bayi dan awal masa kanak-kanak yang dikemukakan oleh seorang tokoh psikologi perkembangan Havighurst (1972):
  • Belajar makan makanan padat
  • Belajar berjalan
  • Belajar berbicara
  • Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
  • Mempelajari perbedaan peran seks
  • Mempersiapkan diri untuk membaca
  • Belajar membedakan benar dan salah, mulai mengembangkan hati nurani.

Bayi yang secara emosi stabil dan nyaman biasanya akan lebih mudah diberikan asupan makanan sehingga pertumbuhan fisiknya bagus, lebih mudah diajak berkomumkasi sehingga informasi yang masuk dapat memperkaya pengetahuannya, lebih kreatif, lebih tenang, dan sebagainya. Untuk menata emosi bayi, beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua sejak bayi berada di kandungan maupun setelah ia dilahirkan, sebagaimana dipaparkan oleh Dra.Louise, MM, Psi, dari Parent Education Program RSAB Harapan Kita Jakarta.

Setelah si kecil lahir, berikut beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua:

a. Sering berkomunikasi
Komunikasi bisa kita lakukan mengenai hal-hal yang dekat dengan bayi, membicarakan kebahagiaan kita dengan kehadiran bayi, tubuh bayi yang montok, wajahnya yang lucu, mendongeng, dan sebagainya. Berkomunikasilah dengan kalimat yang lembut, sikap penuh kasih sayang, belaian tangan, sehingga bayi merasa nyaman dan otomatis emosinya stabil.

b. Tidak menunjukkan emosi negatif
Tak hanya melihat atau mendengar orangtua bertengkar yang bisa membuat bayi stres. Ibu atau ayah yang suka menunjukkan gejolak emosi negatif, entah marah, sedih, kesal, atau yang lainnya secara berlebihan juga bisa membuat bayi stres.

c. Pijat bayi
Tak hanya orangtua yang senang dengan pijatan, bayi pun menyukainya. Sebab, pijat dapat menyamankan otot-otot yang pegal dan kaku serta memperlancar sirkulasi darah. Tentu pijatan yang dilakukan terhadap bayi harus benar dan oleh ahlinya atau oleh ibu yang sudah mengikuti pelatihan memijat bayi.

d. Memberi ASi
Selain bermanfaat untuk kesehatan fisiknya, tak dipungkiri jika ASI dapat membangun mental bayi lebih kuat.

e. Jangan menuding atau mencap
Meski masih bayi sebaiknya kita tidak menuding atau mencap negatif. Misal, bayi sering pipis atau pup di celana, menumbahkan makanan, atau sering rewel, jangan pernah terucap padanya kata-kata negatif kepadanya, seperti “anak jelek”, bodoh, dasar nyusahin”, dan sebagainya.

Masa bayi diaanggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk. oleh karena itu tanamkan hal-hal positif kepada bayi agar kelak menjadi pribadi yang baik.